Sembilan Bintang & Partners | Berhadapan dengan hukum pidana? Apasih yang paling penting?
589
post-template-default,single,single-post,postid-589,single-format-standard,ajax_fade,page_not_loaded,,qode-title-hidden,qode_grid_1300,hide_top_bar_on_mobile_header,qode-theme-ver-17.0,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.5.5,vc_responsive

Berhadapan dengan hukum pidana? Apasih yang paling penting?

Ketika siapapun anda yang berhadapan dengan hukum, entah anda sebagai pihak yang dirugikan maupun pihak yang diduga merugikan dalam lingkup kejahatan maupun pelanggaran pastinya menginginkan hasil akhir yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Namun demikian tidak sedikit juga perkara-perkara hukum yang jalan ditempat dan pada akhirnya hanya membuang waktu dan tenaga saja, hal tersebut tidak lepas dari peran penting “bukti” yang melekat pada suatu sistem hukum kita yang memiliki andil besar dan penentu arah untuk tujuan yang kita harapkan.

Bukti sangatlah penting dalam seluruh perkara yang ada saat ini, karna dengan bukti semua orang baik yang bersalah maupun yang tidak bersalah akan ditentukan nasibnya. Bukti dalam proses pembuktian baik dalam tingkat penyeledikan maupun penyidikan (polisi), penuntutan (jaksa) sampai dengan putusan (hakim) merupakan hal yang wajib dicari dan ditemukan agar membuat terang terhadap suatu perkara. Seseorang yang kasat mata dan terang-terangan melakukan pencurian tidak dapat dihukum karena kesalahannya sebelum terbukti bersalah, begitupun seseorang yang dibebaskan dari kesalahannya bukan karena dia benar, tetapi karena dia terbukti benar.

Kata “terbukti” inilah puncak dari hukum yang sesungguhnya dengan segala prosedur dan syarat-syaratnya dengan menggunakan penalaran, logika, common sence, keadilan, argumentasi, undang-undang dan penerapan hukum yang dilakukan dengan benar. Macam-macam alat bukti untuk pembuktian hukum pidana secara limitatif diatur dalam Pasal 184 KUHAP, namun bukti yang berkualitas juga tidak sembarang bukti, ada aturan main terkait dengan batas minimal kualitas bukti yaitu dengan penerapan syarat materiil maupun syarat formil terhadap masing-masing bukti sehingga bukti yang diajukan memiliki kualitas pembuktian yang sempurna.

Sistem pembuktian indonesia menggunakan sistem pembuktian menurut undang-undang secara negatif, artinya dalam menentukan seseorang bersalah atau tidak harus dibuktikan dengan bukti ditambah adanya keyakinan hakim. Secara seksama kita perhatikan setiap diktum putusan hakim khususnya dalam perkara pidana yang selalu menggunakan frasa “menyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan”, dimana “terbukti” yang tentunya dengan “bukti” harus terpenuhi terlebih dahulu yang kemudian disusul dengan “keyakinan” majelis hakim, bukan sebaliknya, yakin dulu baru dicari buktinya. Dengan demikian begitu sangat penting peran bukti dalam semua perkara hukum khususnya pidana, oleh sebab itu mulailah sadar akan bukti atas setiap perbuatan demi terlindunginya hak masing-masing dari kita.

Oleh:  Samsudin, S.H.

Admin/Uploader: Rudi Mulyana, S.H.

Sembilan Bintang
info@sembilanbintang.co.id

Kantor Hukum Profesional, bergerak dalam lingkup nasional.